Perusahaan rintisan atau startup ARIA melakukan inovasi dengan menggunakan drone sebagai solusi untuk industri pertanian.

ARIA berambisi meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta hasil panen melalui penggunaan drone dan solusi IoT. Hal ini sekaligus membantu pencegahan dan prediksi solusi agrikultur kepada para petani dan perkebunan dalam skala besar.

"Kami melihat industri pertanian di Indonesia sudah mulai ditinggalkan, banyak anak muda yang lebih memilih pergi ke kota untu mencari penghasilan yang lebih baik. Kami merasa perlu untuk melakukan sesuatu. Kami berharap bisa memberikan perubahan baik terhadap pertanian dan perkebunan di Indonesia," kata COO ARIA Yosa Rosario dalam program New Power Breakfast di IDX Channel, Rabu (31/8/2022).

Dia mengungkapkan bahwa regenerasi petani di Indonesia sudah menurun. Dia memperkirakan Indonesia akan kehilangan petani muda pada tahun 2060. "Jika pertanian di Indonesia tidak ada petaninya maka akan kehilangan sumber pangan dan kita pikir jika itu terjadi maka kita akan menghadapi krisis pangan," jelasnya.

Dia menuturkan ARIA meluncurkan aplikasi pertama bernama ARIA TANI, sebagai solusi lengkap bagi pengguna B2C di layanan agrikultur terintegrasi.

Menurutnya, ARIA TANI menerapkan teknologi IoT dan konektivitas untuk meningkatkan produktivitas pada perkebunan skala besar di Indonesia. Saat ini ARIA memiliki jaringan infrastruktur dan titik distribusi pada 17 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Itu bertujuan untuk menjangkau pasar potensial, memudahkan pembelian armada drone dalam jumlah besar, serta pengembangan aset kunci IoT berupa teknologi pelacakan, sehingga menghadirkan nilai tambah dan dampak bermakna bagi para pelanggan ARIA," pungkasnya.

Editor: Admin